Rabu, 21 November 2012

Perpindahan Penduduk (Migrasi) ; Imigrasi, Emigrasi, urbanisasi

Migrasi atau mobilitas penduduk dari satu daerah ke daerah lainnya dapat dikelompokkan menjadi dua:


a. Migrasi internasional, yaitu perpindahan penduduk yang dilakukan antarnegara.

Migrasi internasional dibedakan menjadi imigrasi dan emigrasi.
1) Imigrasi, yaitu perpindahan penduduk dari suatu negara lain ke dalam suatu negara. Contoh orang India masuk ke Indonesia.
2) Emigrasi, yaitu perpindahan penduduk dari suatu negara menuju ke negara lain. Contoh orang Indonesia pergi bekerja ke luar negeri, misalnya para Tenaga Kerja Indonesia yang bekerja di Malaysia.


b. Migrasi nasional, yaitu proses perpindahan penduduk di dalam satu negara.

Migrasi nasional ini terdiri dari beberapa jenis, yaitu:
1) Migrasi penduduk sementara atau migrasi sirkuler, terdiri dari:
a) penglaju, yaitu perpindahan penduduk dari tempat tinggal asal menuju ke tempat tujuan yang dilakukan setiap hari pulang pergi untuk melakukan suatu pekerjaan.
b) perpindahan penduduk musiman, maksudnya perpindahan yang dilakukan hanya bersifat sementara pada musim-musim tertentu.

2) Migrasi penduduk menetap meliputi transmigrasi dan urbanisasi.
Transmigrasi, yaitu perpindahan dari salah satu wilayah untuk menetap di wilayah lain dalam wilayah negara.

Perpindahan Penduduk (Migrasi) ; Imigrasi, Emigrasi, urbanisasi

Migrasi atau mobilitas penduduk dari satu daerah ke daerah lainnya dapat dikelompokkan menjadi dua:


a. Migrasi internasional, yaitu perpindahan penduduk yang dilakukan antarnegara.

Migrasi internasional dibedakan menjadi imigrasi dan emigrasi.
1) Imigrasi, yaitu perpindahan penduduk dari suatu negara lain ke dalam suatu negara. Contoh orang India masuk ke Indonesia.
2) Emigrasi, yaitu perpindahan penduduk dari suatu negara menuju ke negara lain. Contoh orang Indonesia pergi bekerja ke luar negeri, misalnya para Tenaga Kerja Indonesia yang bekerja di Malaysia.


b. Migrasi nasional, yaitu proses perpindahan penduduk di dalam satu negara.

Migrasi nasional ini terdiri dari beberapa jenis, yaitu:
1) Migrasi penduduk sementara atau migrasi sirkuler, terdiri dari:
a) penglaju, yaitu perpindahan penduduk dari tempat tinggal asal menuju ke tempat tujuan yang dilakukan setiap hari pulang pergi untuk melakukan suatu pekerjaan.
b) perpindahan penduduk musiman, maksudnya perpindahan yang dilakukan hanya bersifat sementara pada musim-musim tertentu.

2) Migrasi penduduk menetap meliputi transmigrasi dan urbanisasi.
Transmigrasi, yaitu perpindahan dari salah satu wilayah untuk menetap di wilayah lain dalam wilayah negara.

Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota atau dari kota kecil ke kota besar.
(1) Faktor–faktor yang mendorong terjadinya urbanisasi, sebagai berikut.
(a) Lahan pertanian semakin sempit.
(b) Sulitnya pekerjaan di luar sektor pertanian.
(c) Banyaknya pengangguran di pedesaan.
(d) Fasilitas kehidupan sulit didapat.
(e) Kurangnya fasilitas hiburan.
(2) Faktor penarik di kota, sebagai berikut.
(a) Lapangan pekerjaan lebih banyak.
(b) Banyak menyerap tenaga kerja.
(c) Banyak hiburan.
(d) Banyak fasilitas kehidupan.

Migrasi, baik migrasi internasional maupun nasional tentu ada pengaruhnya. Sebagai contoh untuk transmigrasi, urbanisasi, atau emigrasi sebagai TKI, dampak negatifnya adalah:
• di perdesaan tenaga di sektor pertanian berkurang,
• banyak lahan tidak tergarap,
• produktivitas pertanian dapat menurun, dan
• tenaga terdidik sebagai tenaga penggerak pembangunan berkurang.

Namun migrasi juga ada akibat positifnya, yaitu:
• meningkatkan pendapatan penduduk desa,
• mengurangi kepadatan penduduk,
• menularkan pengalaman kota, dan
• masyarakat desa ingin maju.

Dalam hal urbanisasi, dampak negatif bagi wilayah perkotaan, antara lain:
• pertambahan penduduk,
kepadatan penduduk,
• peningkatan tenaga kasar,
• timbul daerah kumuh,
• tuna wisma,
• meningkatnya kejahatan,
• pengangguran,
• kemacetan lalu-lintas, dan
• semakin menciptakan rasa individual yang tinggi.


Dampak positif migrasi di perkotaan, antara lain:
• Murah tenaga kerja
• Banyak tersedia tenaga kerja kasar

komposisi penduduk

Komposisi penduduk merupakan sebuah mata statistik dari statistik kependudukan yang membagi dan membahas masalah kependudukan dari segi umur dan jenis kelamin.
Komposisi menurut umur dan jenis kelamin ini sangat penting bagi pemerintah sebuah negara untuk menentukan kebijakan kependudukan mereka untuk beberapa tahun ke depan. Komposisi menurut umur biasanya dijabarkan dalam kelompok-kelompok umur 5 tahun, sedangkan menurut jenis kelamin adalah laki-laki dan perempuan.
 
Struktur usia penduduk Provinsi Jawa Barat menurut jenis kelamin dapat digambarkan dalam bentuk piramida penduduk. Dasar piramida penduduk menunjukan jumlah penduduk, dan badan piramida penduduk bagian kiri dan kanan menunjukan banyaknya penduduk laki-laki dan perempuan menurut kelompok umur lima tahunan.
 
Jumlah Penduduk Indonesia Menurut Umur dan Jenis Kelamin pada Pertengahan Tahun 2006
No Usia
Laki-laki
Perempuan
Jumlah Total
1 0-4
11.535.998
11.118.148
22.654.146
2 5-9
11.570.307
11.188.286
22.758.593
3 10-14
11.145.790
10.791.513
21.937.303
4 15-19
10.739.205
10.390.620
21.129.825
5 20-24
10.665.333
10.308.040
20.973.373
6 25-29
10.531.695
10.057.606
20.589.301
7 30-34
9.812.957
9.366.116
19.179.073
8 35-39
8.896.142
8.255.674
17.151.816
9 40-44
7.521.755
7.534.277
15.056.032
10 45-49
6.321.784
6.863.584
13.185.368
11 50-54
5.001.602
5.728.369
10.729.971
12 55-59
3.460.894
3.809.545
7.270.439
13 60-64
2.981.302
3.338.382
6.319.684
14 65-69
2.433.871
2.881.559
5.315.730
15 70-74
1.698.103
2.090.575
3.788.678
16 75-70
988.639
1.228.434
2.217.073
17 80 +
637.715
926.123
1.563.838

Jumlah
115.943.092
115.877.151
231.820.243

faktor yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk

Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Penduduk Di Indonesia

Pertumbuhan penduduk adalah perubahan jumlah penduduk baik pertambahan maupun penurunannya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk yaitu kelahiran (natalitas), kematian (mortalitas) dan perpindahan penduduk (migrasi).
Kelahiran dan kematian dinamakan faktor alami, sedangkan perpindahan penduduk dinamakan faktor non alami.
Migrasi ada dua yaitu migrasi yang dapat menambah jumlah penduduk disebut migrasi masuk (imigrasi), dan yang dapat mengurangi penduduk disebut migrasi keluar (emigrasi).
Sebelum kita membahas perkembangan jumlah penduduk Indonesia, terlebih dahulu perhatikanlah tabel di bawah ini.

Faktor penyebab utama ini adalah adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama kemajuan di bidang kesehatan.
Dengan kemajuan teknologi kesehatan kelahiran dapat diatur dan kematian dapat dicegah. Ini semua mengakibatkan menurunnya angka kematian secara drastis atau mencolok.
Sesuai dengan tingkat kemajuan dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi maka tiap-tiap masyarakat atau negara, pertumbuhan penduduknya mengalami 4 periode yaitu:
  • Periode I
    Pada periode ini pertumbuhan penduduk berjalan dengan lambat yang ditandai dengan adanya tingkat kelahiran dan kematian yang rendah sehingga disebut periode statis.
  • Periode II
    Tahap kedua ini angka kematian mulai turun karena adanya perbaikan gizi makanan dan kesehatan. Akibat dari itu semua pertumbuhan penduduk menjadi cepat mengingat angka kelahiran yang masih tinggi.
  • Periode III
    Periode ini ditandai dengan tingkat pertumbuhan penduduk mulai turun. Tingkat kematian pada periode ini stabil sampai pada tingkat rendah dan angka kelahiran menurun, penyebabnya antara lain adanya pembatasan jumlah anggota keluarga.
  • Periode IV
    Pada masa ini tingkat kematian stabil, tetapi tingkat kelahiran menurun secara perlahan sehingga pertumbuhan penduduk rendah. Periode ini di sebut periode penduduk stasioner.
Dari empat periode di atas, pertumbuhan penduduk Indonesia berada pada periode kedua dan sekarang sedang menuju periode ketiga.

Dari rumus di atas terdapat dua kelompok perhitungan pertambahan penduduk yaitu:
a.
Pertambahan penduduk alami atau natural increase artinya pertambahan penduduk yang dihitung dari selisih antara kelahiran dan kematian.
b.
Pertambahan Migrasi (Net Migration) artinya pertambahan penduduk yang dihitung dari selisih antara jumlah penduduk yang masuk dengan penduduk yang keluar.
Untuk menghitung prosentase pertumbuhan penduduk, perhatikan contoh beberapa perhitungan di bawah ini!
Anda harus perhatikan rumus yang digunakan dengan seksama!
1.
Penduduk suatu negara pada pertengahan tahun 1999 berjumlah 24.500.000 jiwa. Pada tahun tersebut terdapat kelahiran 1.300.000 jiwa dan kematian 700.000 jiwa. Migrasi masuk 20.000 jiwa dan migrasi keluar 15.000 jiwa.
a. pertumbuhan penduduk alami
b. pertumbuhan penduduk migrasi
c. pertumbuhan penduduk tota (sosial)

a.
Pertumbuhan penduduk alami (PA)
PA = x 100%
       = x 100%
       = x 100% = 2,44%

b.
Pertumbuhan penduduk migrasi (PM)
PM = x 100%
       = x 100%
       = x 100% = 0,02%

c.

Pertumbuhan penduduk sosial atau total (PT)
PT = PA – PM
      = 2,44% – 0,02%
      = 2,42%

Perhitungan di atas untuk menghitung pertumbuhan, dengan prosentase (%). Sedangkan bila ditanyakan jumlah/angka pertambahan kelahiran alaminya, maka perhitungannya lebih sederhana tanpa prosentase.


Pertambahan Alami (PA)
= L – M
= 1.300.000 – 700.000
= 600.000 jiwa
2.
Berdasarkan sensus penduduk tahun 1990 penduduk Indonesia berjumlah 179.300.000 jiwa, sedangkan sensus tahun 1980 penduduk berjumlah 147.200.000 jiwa.

PAS = x 100 %
         = x 100 %
         = x 100 %
         = 21,8 %

Angka 21,8% tersebut merupakan pertumbuhan selama 10 tahun (1980 – 1990), sehingga pertumbuhan penduduk tiap tahunnya menjadi:

Untuk menentukan tinggi rendahnya pertumbuhan penduduk suatu negara, kriteria yang digunakan adalah:
a. kurang dari 1% digolongkan rendah
b. antara 1% – 2% digolongkan sedang
c. lebih dari 2% digolongkan tinggi
Jumlah penduduk diwaktu yang akan datang dapat diketahui dengan cara membuat perkiraan atau proyeksi.

Faktor – faktor yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk di Indonesia antara lain :

a.
Kelahiran (Natalitas)
Kelahiran bersifat menambah jumlah penduduk. Ada beberapa faktor yang menghambat kelahiran (anti natalitas) dan yang mendukung kelahiran (pro natalitas)
Faktor-faktor penunjang kelahiran (pro natalitas) antara lain:
  • Kawin pada usia muda, karena ada anggapan bila terlambat kawin keluarga akan malu.
  • Anak dianggap sebagai sumber tenaga keluarga untuk membantu orang tua.
  • Anggapan bahwa banyak anak banyak rejeki.
  • Anak menjadi kebanggaan bagi orang tua.
  • Anggapan bahwa penerus keturunan adalah anak laki-laki, sehingga bila belum ada anak laki-laki, orang akan ingin mempunyai anak lagi.
Faktor pro natalitas mengakibatkan pertambahan jumlah penduduk menjadi besar.
Faktor-faktor penghambat kelahiran (anti natalitas), antara lain:
  • Adanya program keluarga berencana yang mengupayakan pembatasan jumlah anak.
  • Adanya ketentuan batas usia menikah, untuk wanita minimal berusia 16 tahun dan bagi laki-laki minimal berusia 19 tahun.
  • Anggapan anak menjadi beban keluarga dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
  • Adanya pembatasan tunjangan anak untuk pegawai negeri yaitu tunjangan anak diberikan hanya sampai anak ke – 2.
  • Penundaaan kawin sampai selesai pendidikan akan memperoleh pekerjaan.
Untuk menentukan jumlah kelahiran dalam satu wilayah digunakan angka kelahiran (Fertilitas).
Angka kelahiran yaitu angka yang menunjukkan rata-rata jumlah bayi yang lahir setiap 1000 penduduk dalam waktu satu tahun.
Ada beberapa cara untuk menghitung besarnya angka kelahiran yaitu:

1.

Angka kelahiran kasar (Crude Birth Rate)
Rumus yang digunakan untuk menghitung yaitu:

Angka kelahiran ini disebut kasar karena perhitungannya tidak memperhatikan jenis kelamin dan umur penduduk, padahal yang dapat melahirkan hanya penduduk wanita.

Pada pertengahan tahun 1999 Jakarta berpenduduk 10.000.000 jiwa. Dalam tahun tersebut terdapat kelahiran 250.000 bayi.
Angka kelahiran 25 berarti tiap 1000 penduduk Jakarta setiap tahun terdapat kelahiran 25 bayi. Besarnya angka kelahiran kasar dapat dikatagorikan menjadi tiga yaitu:
a) kurang dari 20 digolongkan rendah
b) antara 20 – 30 digolongkan sedang
c) lebih dari 30 digolongkan tinggi

2.

Angka kelahiran menurut kelompok umur (Age Specific Fertiliy Rate) disingkat ASFR

Dengan rumus tersebut kita dapat mengetahui kelompok umur mana yang paling banyak terjadi kelahiran.
Perlu diketahui bahwa usia 15 – 49 tahun adalah usia subur bagi wanita. Pada usia itulah wanita mempunyai kemungkinan untuk dapat melahirkan anak.


Faktor-faktor penunjang tingginya angka natalitas dalam suatu negara antara lain:

1)
Kepercayaan dan agama
Faktor kepercayaan mempengaruhi orang dalam penerimaan KB. Ada agama atau kepercayaan tertentu yang tidak membolehkan penganutnya mengikuti KB. Dengan sedikitnya peserta KB berarti kelahiran lebih banyak dibanding bila peserta KB banyak.
2)
Tingkat pendidikan
Semakin tinggi orang sekolah berarti terjadi penundaan pernikahan yang berarti pula penundaan kelahiran. Selain itu pendidikan mengakibatkan orang merencanakan jumlah anak secara rasional.
3)
Kondisi perekonomian
Penduduk yang perekonomiannya baik tidak memikirkan perencanaan jumlah anak karena merasa mampu mencukupi kebutuhannya. Jika suatu negara berlaku seperti itu maka penduduknya menjadi banyak.
4)
Kebijakan pemerintah
Kebijakan pemerintah mempengaruhi apakah ada pembatasan kelahiran atau penambahan jumlah kelahiran. Selain itu kondisi pemerintah yang tidak stabil misalnya kondisi perang akan mengurangi angka kelahiran.
5)
Adat istiadat di masyarakat
Kebiasaan dan cara pandang masyarakat mempengaruhi jumlah penduduk. Misalnya nilai anak, ada yang menginginkan anak sebanyak-banyaknya, ada yang menilai anak laki-laki lebih tinggi dibanding perempuan atau sebaliknya, sehingga mengejar untuk mendapatkan anak laki-laki atau sebaliknya.
6)
Kematian dan kesehatan
Kematian dan kesehatan berkaitan dengan jumlah kelahiran bayi. Kesehatan yang baik memungkinkan bayi lebih banyak yang hidup dan kematian bayi yang rendah akan menambah pula jumlah kelahiran.
7)
Struktur Penduduk
Penduduk yang sebagian besar terdiri dari usia subur, jumlah kelahiran lebih tinggi dibandingkan yang mayoritas usia non produktif (misalnya lebih banyak anak-anak dan orang-orang tua usia).

b.
Kematian (Mortalitas)
Kematian bersifat mengurangi jumlah penduduk dan untuk menghitung besarnya angka kematian caranya hampir sama dengan perhitungan angka kelahiran.
Ada beberapa jenis perhitungan angka kelahiran yaitu:

1)
Angka kematian kasar (Crude Death Rate = CDR)
Angka kematian kasar yaitu angka yang menunjukkan jumlah kematian tiap 1000 penduduk tiap tahun tanpa membedakan usia dan jenis kelamin tertent

- Rendah, jika angka kematian 9 – 13.
- Sedang, jika angka kematian 14 – 18.
- Tinggi, jika angka kematian lebih dari 18.
2)
Angka kematian khusus menurut umur tertentu (Age Specific Death Rate = ASDR)
Angka ini dapat digunakan untuk mengetahui kelompok-kelompok usia manakah yang paling banyak terdapat kematian. Umumnya pada kelompok usia tua atau usia lanjut angka ini tinggi, sedangkan pada kelompok usia muda jauh lebih rendah.

3)
Angka kematian bayi (Infant Mortality Rate = IMR)
Angka kematian bayi adalah angka yang menunjukkan jumlah kematian bayi tiap seribu bayi yang lahir.
Bayi adalah kelompok orang yang berusia 0-1 tahun.

Besarnya angka kematian bayi dapat dijadikan petunjuk atau indikator tingkat kesehatan dan kesejahteraan penduduk.
Pada umumnya bila masyarakat memiliki tingkat kesehatan yang rendah maka tingkat kematian bayi tinggi.
Selain perhitungan di atas sering dihitung pula angka kematian ibu waktu melahirkan dan angka kematian bayi baru lahir.
Untuk angka kematian bayi ukurannya sebagai berikut:
- Rendah, jika IMR antara 15-35.
- Sedang, jika IMR antara 36-75.
- Tinggi, jika IMR antara 76-125.
Banyaknya kematian sangat dipengaruhi oleh faktor pendukung kematian (pro mortalitas) dan faktor penghambat kematian (anti mortalitas).

a)
Faktor pendukung kematian (pro mortalitas)
Faktor ini mengakibatkan jumlah kematian semakin besar. Yang termasuk faktor ini adalah:

- Sarana kesehatan yang kurang memadai.
- Rendahnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan
- Terjadinya berbagai bencana alam
- Terjadinya peperangan
- Terjadinya kecelakaan lalu lintas dan industri
- Tindakan bunuh diri dan pembunuhan.
b)
Faktor penghambat kematian (anti mortalitas)
Faktor ini dapat mengakibatkan tingkat kematian rendah. Yang termasuk faktor ini adalah:

- Lingkungan hidup sehat.
- Fasilitas kesehatan tersedia dengan lengkap.
- Ajaran agama melarang bunuh diri dan membunuh orang lain.
- Tingkat kesehatan masyarakat tinggi.
- Semakin tinggi tingkat pendidikan penduduk.
Faktor pro mortalitas dan anti mortalitas yang ditulis di atas hanyalah sebagian. Oleh karena itu silahkan Anda mencari faktor-faktor lainnya! Diskusikan dengan teman dan laporkan hasil diskusimu pada Guru Bina.

persebaran flora dan fauna didunia

Pengertian Flora dan Fauna
Flora adalah jenis-jenis tumbuhan sedangkan fauna yaitu jenis-jenis hewan.

Jenis Dan Persebaran Flora Dan Fauna


Pola persebaran fauna di Indonesia sama dengan pola persebaran tumbuhan, yaitu di bagian Barat, faunanya mempunyai kemiripan dengan fauna Asia, di bagian Timur faunanya mirip dengan fauna di Australia, dan diantara kedua daerah tadi, faunanya merupakan fauna daerah peralihan. Hal tersebut dimungkinkan karena pada zaman es Indonesia pernah menyatu dengan Asia dan Australia. Pada masa itu Indonesia menjadi jembatan persebaran hewan dari Asia dan Australia.



Sejarah terbentuknya daratan di Indonesia berawal pada zaman es. Pada awal zaman es tersebut, suhu permukaan bumi turun sehingga permukaan air laut menjadi turun. Pada masa itu, wilayah Indonesia bagian Barat yang disebut juga Dataran Sunda masih menyatu dengan Benua Asia, sedangkan Indonesia bagian Timur yang disebut juga Dataran Sahul menyatu dengan Benua Australia. Dataran Sunda dan Dataran Sahul juga masih berupa daratan belum dipisahkan oleh laut dan selat. Keadaan tersebut menyebabkan keanekaan flora dan fauna di Indonesia bagian Barat seperti Jawa, Bali Kalimantan, dan Sumatera pada umumnya menunjukkan kemiripan dengan flora di Benua Asia.

Begitu pula denga flora dan fauna di Indonesia bagian Timur seperti Irian Jaya dan pulau-pulau disekitarnya pada umumnya mempunyai kemiripan dengan flora dan fauna di benua Australia. Jadi Indonesia pada masa itu menjadi jembatan penghubung persebaran hewan dari Asia dan Australia. Kemudian, pada akhir zaman es, suhu permukaan bumi naik sehingga permukaan air laut naik kembali. Naiknya permukaan air laut mengakibatkan Jawa terpisah dengan Benua Asia, kemudian terpisah dari Kalimantan dan terakhir dari Sumatera. Selanjutnya Sumatera terpisah dari Kalimantan kemudian dari Semenanjung Malaka dan terakhir Kalimantan terpisah dari Semenanjung Malaka.

Faktor-Faktor Penyebab terjadinya Keanekaragaman Flora Dan Fauna di Indonesia
Keanekaragaman flora dan fauna di suatu wilayah tidak terlepas dari dukungan kondisi di wilayah itu. Ada tumbuhan yang hanya dapat tumbuh di daerah yang beriklim tropis, dimana banyak curah hujan dan sinar matahari, dan ada yang hanya dapat tumbuh di daerah yang dingin dan lembab. Kita tentu tidak pernah melihat pohon Meranti atau Anggrek tropik pada daerah dingin di daerah tundra. Dukungan kondisi suatu wilayah terhadap keberadaan flora dan fauna berupa faktor-faktor fisik (abiotik) dan faktor non fisik (biotik).Yang termasuk faktor fisik (abiotik) adalah iklim (suhu, kelembaban udara, angin), air, tanah, dan ketinggian, dan yang termasuk faktor non fisik (biotik) adalah manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan.

a. Iklim

Faktor iklim termasuk di dalamnya keadaan suhu, kelembaban udara dan angin sangat besar pengaruhnya terhadap kehidupan setiap mahluk di dunia. Faktor suhu udara berpengaruh terhadap berlangsungnya proses pertumbuhan fisik tumbuhan. Sinar matahari sangat diperlukan bagi tumbuhan hijau untuk proses fotosintesa. Kelembaban udara berpengaruh pula terhadap pertumbuhan fisik tumbuhan. Sedangkan angin berguna untuk proses penyerbukan. Faktor iklim yang berbeda-beda pada suatu wilayah menyebabkan jenis tumbuhan maupun hewannya juga berbeda.. Tanaman di daerah tropis, banyak jenisnya, subur dan selalu hijau sepanjang tahun karena bermodalkan curah hujan yang tinggi dan cukup sinar matahari.

b. Tanah

Tanah banyak mengandung unsur-unsur kimia yang diperlukan bagi pertumbuhan flora di dunia. Kadar kimiawi berpengaruh terhadap tingkat kesuburan tanah. Keadaan struktur tanah berpengaruh terhadap sirkulasi udara di dalam tanah sehingga memungkinkan akar tanaman dapat bernafas dengan baik. Keadaan tekstur tanah berpengaruh pada daya serap tanah terhadap air. Suhu tanah berpengaruh terhadap pertumbuhan akar serta kondisi air di dalam tanah.
Komposisi tanah umumnya terdiri dari bahan mineral anorganik (70%-90%), bahan organik (1%-15%), udara dan air (0-9%). Hal-hal di atas menunjukkan betapa pentingnya faktor tanah bagi pertumbuhan tanaman. Perbedaan jenis tanah menyebabkan perbedaan jenis dan keanekaragaman tumbuhan yang dapat hidup di suatu wilayah. Contohnya di Nusa Tenggara jenis hutannya adalah Sabana karena tanahnya yang kurang subur.

c. Air

Air mempunyai peranan yang penting bagi pertumbuhan tumbuhan karena dapat melarutkan dan membawa makanan yang diperlukan bagi tumbuhan dari dalam tanah. Adanya air tergantung dari curah hujan dan curah hujan sangat tergantung dari iklim di daerah yang bersangkutan. Jenis flora di suatu wilayah sangat berpengaruh pada banyaknya curah hujan di wilayah tersebut. Flora di daerah yang kurang curah hujannya keanekaragaman tumbuhannya kurang dibandingkan dengan flora di daerah yang banyak curah hujannya.

d. Tinggi rendahnya permukaan bumi

Faktor ketinggian permukaan bumi umumnya dilihat dari ketinggiannya dari permukaan laut (elevasi). Misalnya ketinggian tempat 1500 m berarti tempat tersebut berada pada 1500 m di atas permukaan laut. Semakin tinggi suatu daerah semakin dingin suhu di daerah tersebut. Demikian juga sebaliknya bila lebih rendah berarti suhu udara di daerah tersebut lebih panas. Setiap naik 100 meter suhu udara rata-rata turun sekitar 0,5 derajat Celcius. Jadi semakin rendah suatu daerah semakin panas daerah tersebut, dan sebaliknya semakin tinggi suatu daerah semakin dingin daerah tersebut. Oleh sebab itu ketinggian permukaan bumi besar pengaruhnya terhadap jenis dan persebaran tumbuhan. Daerah yang suhu udaranya lembab, basah di daerah tropis, tanamannya lebih subur dari pada daerah yang suhunya panas dan kering.




e. Manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan

Manusia mampu mengubah lingkungan untuk memenuhi kebutuhan tertentu. Misalnya daerah hutan diubah menjadi daerah pertanian, perkebunan atau perumahan dengan melakukan penebangan, reboisasi,.atau pemupukan. Manusia dapat menyebarkan tumbuhan dari suatu tempat ke tempat lainnya. Selain itu manusia juga mampu mempengaruhi kehidupan fauna di suatu tempat dengan melakukan perlindungan atau perburuan binatang. Hal ini menunjukan bahwa faktor manusia berpengaruh terhadap kehidupan flora dan fauna di dunia ini. Selain itu faktor hewan juga memiliki peranan terhadap penyebaran tumbuhan flora.
Misalnya serangga dalam proses penyerbukan, kelelawar, burung, tupai membantu dalam penyebaran biji tumbuhan. Peranan faktor tumbuh-tumbuhan adalah untuk menyuburkan tanah. Tanah yang subur memungkinkan terjadi perkembangan kehidupan tumbuh-tumbuhan dan juga mempengaruhi kehidupan faunanya. Contohnya bakteri saprophit merupakan jenis tumbuhan mikro yang membantu penghancuran sampah-sampah di tanah sehingga dapat menyuburkkan tanah.

Serta juga ada faktor pengikat lainnya atau faktor pendorong zoogeografi di antaranya:


Faktor-Faktor Pendorong Terjadinya Zoogeografi
 Faktor Tekanan
Tekanan dapat disebabkan oleh padatnya populasi. Tersedianya makanan yang melimpah ruah dan ruang (teritorial) yang luas menyebabkan sebagian organisme melakukan migrasi (pindah) untuk menghindari kompetisi, terutama kompetisi intraspesies.
 Faktor Transportasi
Transportasi baik berupa transportasi darat, laut dan udara dapat menjadi sarana suatu kelompok hewan untuk menempati suatu wilayah baru. Misalnya melalui kapal laut, kelompok tikus dapat berpindah dari satu pulau ke pulau lain.
 Faktor Perdagangan Satwa
Jual beli satwa antar pulau atau antar benua merupakan salah satu penyebab terjadinya persebaran hewan di dunia.
 Faktor Rusaknya Habitat/ Ekosistem Asal
Rusaknya habitat/ekosistem asal dapat disebabkan oleh bencana alam (gunung meletus, banjir badang, angina putting beliung, dll). Dengan rusaknya habitat/ekosistem asal maka memaksa hewan yang selamat untuk mencari habitat baru.
 Faktor Tersedianya Makanan
Makanan yang semakin berkurang karena berbagai sebab dapat mendorong sebagian besar populasi bermigrasi untuk menghindari bencana kelaparan.
 Faktor Predator
Serangan dari populasi predator ganas dapat mendorong populasi mangsa untuk bermigrasi menjauh (menyelamatkan diri).
 Faktor Parasit
Parasit dapat menyebabkan sebagian populasi yang masih sehat bermigrasi menjauh.
 Faktor Penyakit
Penyakit ganas dapat menyebabkan wabah sehingga menyebabkan sebagian populasi yang sehat bermigrasi untuk menyelamatkan diri.
 Faktor Kompetitor
Saingan yang diperoleh dari populasi kompetitor yang terlalu kuat dan dominan menjadi pendorong populasi yang kalah bermigrasi menyingkir.
 Faktor Iklim
Perubahan iklim berkala yang sangat ekstrim mendorong populasi yang tidak mampu beradaptasi tetapi mempunyai daya jelajah yang sangat tinggi untuk bermigrasi ke daerah yang lebih sesuai untuk hidupnya. Misalnya pada daerah yang memiliki 4 musim, pada musim dingin, bangsa burung melakukan migrasi.
 Faktor Manusia
Eksploitasi habitat yang dilakukan manusia secara membabi buta seperti penebangan hutan secara liar dapat menyebabkan rusaknya ekosistem suatu populasi. Hal tersebut memacu hewan untuk keluar dari hutan seperti ke perkampungan penduduk.
 Faktor Mencari Pasangan
Pada saat musim kawin, hewan jantan yang mengalami ekstrus (birahi) akan pergi ke tempat/ daerah yang terdapat hewan betina untuk melakukan kopulasi (perkawinan)
 Faktor Jembatan/ Teruzan
Jembatan penghubung antar pulau ataupun teruzan antar benua dapat menjadi sarana bagi hewan untuk melakukan migrasi terutama bagi hewan darat.
 Faktor Pencemaran Lingkungan
Pencemaran lingkungan dapat berupa pencemaran air, udara, maupun tanah. Pencemaran dapat menyebabkan tercemarnya lingkungan yang berbahaya bagi kelangsungan hidup hewan di daerah tersebut. Sehingga memacu hewan untuk mencari tempat yang tidak tercemar.
 Faktor Potensi Berbiak yang Tinggi
Daya dukung lingkungan pada daerah asal tidak memungkinkan hewan untuk berbiak secara optimal. Untuk itu, hewan akan mencari tempat baru yang mendukung untuk berbiak secara optimal.
 Faktor Ruang di Tempat Asal
Ruang/ daerah territorial di tempat asal yang semakin menyempit mendorong hewan untuk mencari daerah territorial yang lebih luas.

Persebaran Jenis Tumbuhan Dilihat Dari Faktor Iklim dan Topografi.

Faktor iklim terutama suhu dan curah hujan berpengaruh terhadap persebaran tumbuhan secara horizontal. Ketinggian tempat merupakan salah satu faktor rendahnya suhu di suatu wilayah dan berpengaruh terhadap persebaran tumbuhan secara vertikal.
Secara vertikal, Ian Pole membedakan tumbuhan sebagai berikut :

a. Hutan Dataran Rendah (0 – 300 mdpl).
Hutan pada dataran rendah memiliki pohon-pohon yang besar, kurus, dan tinggi dengan pangkalnya yang berakar papan. Bagian bawahnya di tumbuhi semak dan pohon muda serta terdapat tumbuhan merambat ke pohon.

b. Hutan Kaki Pegunungan (300 – 1.650 mdpl)
Hutan di kaki pegunungan memiliki ukuran pohon yang lebih kecil dan lebih pendek dari hutan dataran rendah.

c. Hutan Gunung (1.650 – 2.250 mdpl)
Hutan gunung yaitu hutan yang memiliki kriteria tumbuha berdaun jarum dan di bawahnya terdapat tumbuhan paku-pakuan. 

d. Hutan Lumut (2.250 – 3.000 mdpl)
Hutan pada ketinggian ini, pada batang dan daun dari pohon-pohonnya tertutup lumut

e. Hutan Gunung Tinggi (3.000 – 3.350 mdpl)
Hutan di wilayah Gunung tinggi pohon-pohonnya lebih rendah daripada hutan lumut dan bergerombol dengan rumput sebagai tumbuhan utamanya.



Persebaran Tumbuhan di Permukaan Bumi
Faktor iklim regional yang beriteraksi dengan faktor biotik membentuk suatu habitat (tempat tinggal makhluk hidup) dalam sekala besar di sebut bioma. Istilah bioma memang menyangkut kumpulan spesies (terutama dalam tumbuhan) yang mendiami tempat tertentu di bumi. Ciri bioma adalah adanya dominansi vegetasi tertentu yang dapat terlihat jelas di tempat tersebut.
Bioma darat (terestrial) yang ada di permukaan bumi antara lain bioma tundra, bioma hutan hutan gugur, bioma hutan hujan tropis, bioma padang rumput, sabana (Savana), dan bioma gurun.



Persebaran wilayah flora dan fauna di bumi :
Persebaran tumbuhan di muka bumi didasarkan atas dasar latar geografis dan fisikologis atau dikenal dengan sebutan pendekatan ekolagi, Pendekatan ekologis memeliputi distribusi tumbuhan dilhat dari pengaruh kondisi lingkungan, terutama iklim yang disebabkan oleh perbedaan letak lintang ( astronomis ), dan pengaruh ketinggian dari permukaan laut.
Sistem bioma merupakan salah satu cara mempelajari persebaran bebagai jenis tumbuhan. Sistem bioma menekankan pada dinamika komonitasyang hubungan dengan iklim dan faktor lingkungan lainya. Selain memperhatikan sejarah evaluasi geologinya. Biom-bioma dipermukaan bumi dapat dibedakan menjadi 7 kelompok, yaitu bioma gurun, padang rumput, sabana, hutan gugur, taiga, dan tundra.

a.Bioma Gurun
Daerah gurun dicirikan oleh curhan hujan yang sangat rendah, yaitu kurang dari 250 mm per tahun dan intensitas panas Matahari yang tinggi. Di daerah ini umumnya terdiri atas batu atau pasir dengan tumbuhan yang jarang. Daerah gurun yang paling luas terpusat terluas di daerah sekitar 20LU, yaitu mulai dari pantai Atlantik di Afrika hingga ke Asia Tengah. Sepanjang daerah itu tedapat kompleks Gurun Sahara,Gurun Arab, dan Gurun gobi yang luasnya mencapai 10 juta km.
Derah Gurun juga mempunyanyi ciri-ciriyang khusus,antara lain tingkat evaporasi yang lebih tinggi dari pada curah hujan dan air tanah yang cenderung asing. Air tanah ini menjadi asin karena larutan garam dalam tanah tidak dipindah. Baik mula pencucian maupun oleh drainase.
Tumbuhan yang mampu hidup di gurunpada umumnya mempunyai daun yang kecil seperti duri dan mepunyai akar yang panjang.dan mampu menyimpan air ditempat yang dalam.Vegetasi yang dapat hidup didaerah gurun adalah Kaktus, semak-semak akasia, dan pohon-pohon tamar ( kurma ).dan hewan yang tedapat didaerah gurun adalah belalang dan sebagainya hewan sejenis pengaret, contohnya hamter dan gerbil.

b.Bioma hutan basah ( hutan hujan tropis )
Hatan basah terdapat di daerah troppika meliputi Amerika Selatan, Semenangjung Amerika Tengah, Afrika, Madagaskar, Australia bagian utara,indonesia, dan Malaysia. Didaerah hutan basah ini terdapat berbagi macam jenis Tumbuhan. Berbagai tumbuhan ini dapat hidup antara lain jenis tumbuhan,sepanjang tahun mendapat sinar Matahari yang cukup, air yang cukup, curah hujan diatas 2.000 mm per tahun,dan keadaan alamnya memungkinkan tumbuhan berbagai jenis tanaman.Adapun pohon-pohon memiliki tinggi 20-40 m, cbang-cabang pohonan berdaun lebat dan lebar serta selalu hijau. Hewan yang hidup di bioma hutan trupis umumnya adalah hewan yang hidup di pohon dan berbagai jenis primata.Diantara primata hujan tropis dalam jumlah yang besar adalah avenom,monyet dan gorila.

c.Bioma tundra
Tundra merupakan daerah kutup yang tidak di tumbuhi oleh perpohonan. Hanya lumut yang dapat tumbuh di daerah tundra. Daerah tundra dapat di jumpaidi se keliling lingkaran Arktik dan pulau-pulau kecil dekat Antartik.Daerah ini mempunyai musim dingin yang panjang dan gelap serta musim panas yang panjang dan terang sehingga bersuhu 23,5 LU/LS. Oleh karena itu, musim tumbuh tanaman sabgat pendek, yaitu 30 sampai 129 hari per tahun.dan beberapa jenis tumbuhan khas yang hidup di daerah tundra antara lain rusa, kelinci salju, rubah, dan hewan pengerat. Burung-burung yang terdapat didaerah itu antar lain elang, bebek angsa, dan burung hantu.


d. Padang Rumput
Daerah padang rumput ini terbentang dari daerah tropika samapai ke daerah subtropika. Curah hujan pada umumnya antara 250-500 mm per tahun. Hujan yang tidak teratur dan porositas yang rendah mengakibatkan tumbuhan sulit untuk mengambil air. Tumbuhan yang dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungan seperti ini adalah rumput. Daerah padang rumput yang relative basah, seperti yanf terdapat di Amerika Utara, rumputnya dapat mencapai tiga meter, misalnya rumput-rumput bluestem dan Indian grasses. Sedangkan daerah padang rumput yang kering mempunyai rumput yang pendek. Contohnya adalah rumput buffalo grasses dan rumput grama.
Padang rumput terdiri dari beberapa macam seperti berikut :
>. Tundra terdapat di daerah bersuhu dingin bercurah hujan rendah. Jenis tumbuhan yang ada adalah rumput-rumput kerdil
>. Praire(padang rumput) terdapat di daerah dengan curah hujan yang berimbang bengan musim panas. Rumput di praire lebih tinggi di bandingkan dengan rumput tundra.
>. Stepa terdapat di derah dengan cuarah hujan tinggi. Daerah stepa umumnya terdiri dari rumput-rumput pendek dan diselingi oleh semak belukar.
>. Sabana berupa rumput-rumput tinggi diselingi semak belukar dan pohon-pohon tinggi. Tumbuhan yang bias tahan hidup di daerah sabana adalah jenis tumbuhan yang tahan terhadap kelembaban rendah. 



e. Hutan Gugur
Di daerah yang beriklim sedang, selain terdapat banyak padang rumput dan kadang-kadang ada gurun, yang paling khas adalah adanya hutan gugur, yang disebabkan oleh hal-hal berikut .
>. Curah hujan merata sepanjang tahun antara 750-1000 mm per tahun serta adanya musim dingin dan musim panas sehingga tumbuhan mengadakan penyesuaian yaitu dengan menggugurkan daunnya menjelang musim dingin.
>. Musim yang mendahului musim dingin disebut musim gugur. Sejak musim gugur sampai musim semi, tumbuhan yang menahun pertumbuhannya terhenti. Tumbuhan semusim matipada musim dingin. Yang tinggal hanya bijinya. Tumbuhan yang tahan dingin dapat berkecambah menjelang musim panas.
Perbedaan hutan gugur dan hutan basah adalah dalam hal kepadatan jaraknya. Di hutan gugur, jarak antara pohon-pohonya tidak terlalu padat dan jumlah spesiesnya sedikit, yaitu antara 10-20 spesies.

f. Taiga
Taiga adalah huatan pohon pinus yang daunnya seperti jarum. Pohon-pohon yang terdapat di hutan taiga misalnya konifera, terutam pohon picia, alder (alnus), birch(betula), dan juniper (juniperus). Daerah ini merupakan bioma yang hanya terdiri dari satu spesies pohon. Taiga kebanyakan terdapat di belahan bumi utara ( Siberia Utara, Rusia, Ameriaka Tengah dan Utara), dengan masa pertumbuhan pada musim panas berlangsung antara 3 sampai 6 bulan.




Persebaran fauna di dunia
Umumnya hewan terbesar secara terbatas pada daerah tertentu karena adanya berbagai penghalang atau karena sejarah pada zaman dahulu. Umumnya yang menjadi penhalang dan permisahan persebaran hewan adalah faktor-faktor fisik yang berhbungan dengan ke adaan bumi.faktor-faktor tersebut antara lain laut, gunung, sungai, padang pasir, dan iklim.
Wilayah pesebaran hewan pertama kali diperkenalkan oleh sclater ( 1858 ), selanjutnya dikembangkan oleh Huxley ( 1868 ) dan oleh Wallace ( 1876 ). Menurut Alfret Russel Wallace, persebaran fauna di dunia di kelompokan menjadi enam wilayah, yaitu Neartik, Australis, Oriental, Paleartik, dan Etiopian.

a. Wilayah Neartik
Wilayah Neartik meliputi seluruh wilayah Amerika Utara dan selurh daerah Greenland. Amerika Utara bagian timur terdiri atas hutan gugur, Amerika Utara bagian tengah terdiri atas padang rumput, dan Amerika Utara bagian Utara terdiri atas Hutan Konifer yang luas.
Lingkungan Greenland sangat menarik, terutama lingkungan fisiknya yang tertutup salju dengan ketebalan yang sulit ditentukan. Hewan yang terdapat di wilayah Neartik antara lain antelop bertanduk cabang tiga, sejenis tupai dari Amerika Utara ( prairie dog ), kalkun, burung biru, salamander, bison dan karibao ( karibu ).
b. Wilayah Neotropik
Wailayah ini meliputi Meksiko bagian selatan sampai Amerika bagian selatan dan tengah. Diwilayah ini sebagian beriklim tropis dan di zonz selatan beriklim sedang.
Hewan yang terdapat di wilayah ini ntara lain : kukang, armadillo, alpaka, kelelawar pengisap darah, orang hutan, siamang, trenggiling, menjangan, sejenis babi, kuda, tapir ( yang berbeda dengan tapir Asia ) dan kera.

c. Wilayah Australis
Yang meliputi Australis, Selandia Baru, Irian, dan Malukuserta pulau-pulau disekitarnya.
Hewan yang hidup di wilayah ini antara lain kangguru, trenggiling, koala, kasuari, cenderawasih, kiwi, kura- kura, buaya, kakatua,burung penghisap madu dan burung emu.
d. Wilayah Oriental
Wilayah Oriental meliputi Benua Asia beserta pulau-pulau nya yang dekat, diantaranya Sumatera, Kalimantan, Jawa, Sulewesi, Srilangka, dan Filipina. Sebagian besar wilayah ini beriklim tropis.
Hewan spesifik di wilayah ini antara lain hariamu, gajah, gibon, orang utan, dan badak bercula satu.

e. Wilayah Paleartik
Wilayah Pleartik meliputi hampir seluruh daratn eurasia dan beberapa daerah tertentu, anatar lain Himalaya, Afganistan, Afrika Ingris dan Jepang
Hewan yang hidup antara lain bison, landak, kucing kutub, dan menjangan kutub

f.Wilayah Etiopian
Wilayah Etiopian meliputi seluruh daratan Benua Afrika, Madagaskar, dan daratan Arab bagian selatan. Dibagian utara terdapat Gurun Sahara yang merupakan padang pasir terluas di dunia.
Hewan-hewan yang terdapat diwilayah ini antara lain Gorila, simpanse, antelop, burung unta, kuda nil, zebra, dan jerapah.



Keanekaragaman Hayati di Indonesia
Keanekaragaman hayati di Indonesia ada 3 yaitu:
keaneka ragaman ekosisitem
keaneka ragaman jenis dan
keaneka ragaman genetik.
Manfaat Keanekaragaman Hayati di Indonesia
Keanekaragaman hayati merupakan anugerah terbesar bagi umat manusia. Manfaatnya antara lain adalah:
(1) Merupakan sumber kehidupan, penghidupan dan kelangsungan hidup bagi umat manusia, karena potensial sebagai sumber pangan, papan, sandang, obat-obatan serta kebutuhan hidup yang lain
(2) Merupakan sumber ilmu pengetahuan dan tehnologi
(3) mengembangkan sosial budaya umat manusia
(4) Membangkitkan nuansa keindahan yang merefleksikan penciptanya.

Penyebaran Sumberdaya Hayati di Indonesia
Dipandang dari segi biodiversitas, posisi geografis Indonesia sangat menguntungkan. Negara ini terdiri dari beribu pulau, berada di antara dua benua, yaitu Asia dan Australia, serta terletak di katulistiwa. Dengan posisi seperti ini Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan keanekaragaman hayati terbesar di dunia. Indonesia dengan luas wilayah 1,3% dari seluruh luas muka bumi memiliki 10% flora berbunga dunia, 12% mamalia dunia, 17% jenis burung dunia, dan 25% jenis ikan dunia.
Penyebaran tumbuhan, Indonesia tercakup dalam kawasan Malesia, yang juga meliputi Filipina, Malaysia dan Papua Nugini. Kawasan ini ditentukan berdasarkan persebaran marga tumbuhan yang ditandai oleh 3 simpul demarkasi yaitu (1) Simpul selat Torres menunjukkan bahwa 644 marga tumbuhan Irian Jaya tidak bisa menyeberang ke Australia dan 340 marga tumbuhan Australia tidak dijumpai di Irian Jaya. (2) Tanah genting Kra di Semenanjung Malaya merupakan batas penyebaran flora Malesia di Thailand. Demarkasi ini menyebabkan adanya 200 marga tumbuhan Thailand yang tidak dapat menyebar ke kawasan Malesia, dan 375 marga Malesia tidak dijumpai di Thailand. (3). Simpul di sebelah selatan Taiwan menjadi penghalang antara flora Malesia dan Flora Taiwan.. Adanya demarkasi ini menyebabkan 40% marga flora Malesia tidak terdapat di luar kawasan Malesia dan flora Malesia lebih banyak mengandung unsur Asia dibanding unsur Australia. Pecahnya benua selatan Gendawa pada 140 juta tahun yang lalu menjadi paparan sunda (berasal dari benua utara laurasia) dan paparan Sahul (berasal dari Gondawa) menyebabkan penyebaran tumbuhan yang terpusat di paparan Sunda seperti jenis durian, rotan, tusam dan artocarpus.
Pola penyebaran hewan di Indonesia diwarnai oleh pola kelompok kawasan Oriental di sebelah barat dan kelompok kawasan Australia di sebelah Timur. Kedua kawasan ini sangat berbeda. Namun demikian karena Indonesia terdiri dari deretan pulau yang sangat berdekatan, maka migrasi fauna antarpulau memberi peluang bercampurnya unsur dari 2 kelompok kawasan tersebut. Percampuran ini mengaburkan batas antara kawasan oriental dan kawasan Australia..

Memperhatikan sifat hewan di Indonesia Wallace membagi kawasan penyebaran fauna menjadi 2 kelompok besar yaitu fauna bagian barat Indonesi (Sumatera, Jawa, Bali, Madura, Kalimantan) dan Fauna bagian timur yaitu Sulawesi dan pulau di sebelah timumya. Dua kelompok fauna ini mempunyai ciri yang berbeda dan dipiahkan ole garis Wallace (garis antara Kalimantan dan Sulawesi, berlanjut antara Bali dan Lombok).
Hamparan kepulauan di sebelah timur garis Wallace dari semula memang tidak termasuk kawasan Australia, karena garis batas barat kawasan Australia adalah Garis Lydekker yang mengikuti batas paparan Sahul. Dengan demikian ada daerah transisi yang dibatasi Garis Wallace di sebelah Barat dan garis Lydekker di sebelah timur. Di antara kedua garis ini terdapat garis keseimbangan fauna yang dinamakan garis Weber. Karena peluang pencampuran unsur fauna di daerah ini sangat besar, akibatnya di daerah transisi ini terdapat unsur - unsur campuran antara barat dan timur. Daerah transisi ini dinamakan Wallace. Dengan kondisi geografis seperti ini mengakibatkan sumber daya hayati di Indonesia sangat kaya baik dalam jenis maupun jumlahnya.

Keanekaragaman Jenis
Indonesia memiliki keaneka ragaman jenis yang kaya. Taksiran jumlah jenis kelompok utama makhluk hidup sebagai berikut: Hewan menyusui 300 jenis; Burung 7500 jenis; Reptil 2000 jenis; Amfibi 1000 jenis; Ikan 8500 jenis; keong 20000 jenis; serangga 250000 jenis. Tumbuhan biji 25000 jenis; paku pakuan 1250 jenis; lumut 7500 jenis; Ganggang 7800 jenisjamur 72 000 jenis; bakteri dan ganggang biru 300 jenis. (Sastra pradja, 1989). Beberapa pulau di Indonesia memiliki spesies endemik, terutama di pulau Sulawesi; Irian Jaya dan di pulau Mentawai. Indonesia memiliki 420 specis burung endemik yang tersebar di 24 lokasi.

Keanekaragaman Genetik
Keaneka ragaman genetik merupakan keanekaragaman sifat yang terdapat dalam satu jenis. Dengan demikian tidak ada satu makhlukpun yang sama persis dalam penampakannya. Matoa Pometia pinnata di Irian Jaya mempunyai 9 macam penampilan dari seluruh populasi yang ada.
Dengan kemampuan reproduksi baik vegetatif dan generatif, populasi sagu di Ambon mempunyai 6 macam pokok sagu yang berbeda. Berdasarkan jumlah jenis durian liar yang tumbuh di Kalimantan yang jumlahnya mencapai 19 jenis, diduga bahwa Kalimantan adalah pusat keanekaragaman genetik durian. Dengan teknik budi daya semakin banyak jenis tumbuhan hasil rekayasa genetik seperti padi, jagung, ketela, semangka tanpa biji, jenis jenis anggrek, salak pondoh, dan lain-lain. Keanekaragaman plasma nutfah di Indonesia tampak pada berbagai hewan piaraan. Ternak penghasil pangan yang telah diusahakan adalah 5 jenis hewan temak yaitu sapi biasa, sapi Bali, kerbau, kambing, domba dan babi. Dan 7 jenis unggas yaitu ayam, itik , entok, angsa, puyuh, merpati dan kalkun serta hewan piaraan yang lain seperti cucak rowo, ayam bekisar, dan lain-lain. Keanekaragaman genetik hewan ini tidak semuanya berasal dari negeri sendiri. Namun demikian melalui proses persilangan jenis-jenis hewan ini memperbanyak khasanah keanekaragaman genetik di Indonesia.

Persebaran Flora & Fauna / Hewan & Tumbuhan Di Indonesia

Indonesia meliliki keanekaragaman flora dan fauna baik di Indonesia bagian barat, tengah dan timur akibat pengaruh keadaan alam, rintangan alam dan pergerakan hewan di alam bebas. Ketiga wilayah di Indonesia memiliki keunikan dan ciri khas keragaman binatang dan tanaman yang ada di alam bebas.
Alfred Russel Wallace dan Max Wilhelm Carl Weber adalah orang-orang yang mengelompokkan tipe flora dan fauna Indonesia ke dalam tiga kelompok, yaitu :

1. Fauna Asiatis
Wilayah = Indonesia bagian barat (sumatera, jawa, kalimantan hingga selat makassar dan selat lombok)
Hewan = badak, harimau, orangutan, gajah, dsb.

2. Fauna Peralihan dan Fauna Asli
Wilayah = Indonesia bagian tengah (sulawesi dan nusa tenggara)
Hewan = Babi rusa, kuskus, burung maleo, kera, dll.


3. Fauna Australis
Wilayah = Indonesia bagian timur (papua)
Binatang = Burung cendrawasih, burung kakatua, kangguru, dsb.

Dalam peta persebaran flora dan fauna Indonesia :
Antara fauna tipe asiatis dan peralihan terdapat garis wallace.
Antara fauna tipe peralihan dan tipe australis terdapat garis weber.

Kondisi flora dan fauna di setiap daerah dipengaruhi oleh banyak hal seperti :
1. Tinggi rendah dari permukaan laut
2. Jenis tanah
3. Jenis hutan
4. Iklim
5. Pengaruh manusia, dan lain-lain