Pengertian Flora dan Fauna
Flora adalah jenis-jenis tumbuhan sedangkan fauna yaitu jenis-jenis hewan.
Jenis Dan Persebaran Flora Dan Fauna
Pola persebaran fauna di Indonesia sama dengan pola persebaran tumbuhan,
yaitu di bagian Barat, faunanya mempunyai kemiripan dengan fauna Asia,
di bagian Timur faunanya mirip dengan fauna di Australia, dan diantara
kedua daerah tadi, faunanya merupakan fauna daerah peralihan. Hal
tersebut dimungkinkan karena pada zaman es Indonesia pernah menyatu
dengan Asia dan Australia. Pada masa itu Indonesia menjadi jembatan
persebaran hewan dari Asia dan Australia.
Sejarah
terbentuknya daratan di Indonesia berawal pada zaman es. Pada awal zaman
es tersebut, suhu permukaan bumi turun sehingga permukaan air laut
menjadi turun. Pada masa itu, wilayah Indonesia bagian Barat yang
disebut juga Dataran Sunda masih menyatu dengan Benua Asia, sedangkan
Indonesia bagian Timur yang disebut juga Dataran Sahul menyatu dengan
Benua Australia. Dataran Sunda dan Dataran Sahul juga masih berupa
daratan belum dipisahkan oleh laut dan selat. Keadaan tersebut
menyebabkan keanekaan flora dan fauna di Indonesia bagian Barat seperti
Jawa, Bali Kalimantan, dan Sumatera pada umumnya menunjukkan kemiripan
dengan flora di Benua Asia.
Begitu pula denga flora dan fauna di Indonesia bagian Timur seperti
Irian Jaya dan pulau-pulau disekitarnya pada umumnya mempunyai kemiripan
dengan flora dan fauna di benua Australia. Jadi Indonesia pada masa itu
menjadi jembatan penghubung persebaran hewan dari Asia dan Australia.
Kemudian, pada akhir zaman es, suhu permukaan bumi naik sehingga
permukaan air laut naik kembali. Naiknya permukaan air laut
mengakibatkan Jawa terpisah dengan Benua Asia, kemudian terpisah dari
Kalimantan dan terakhir dari Sumatera. Selanjutnya Sumatera terpisah
dari Kalimantan kemudian dari Semenanjung Malaka dan terakhir Kalimantan
terpisah dari Semenanjung Malaka.
Faktor-Faktor Penyebab terjadinya Keanekaragaman Flora Dan Fauna di Indonesia
Keanekaragaman flora dan fauna di suatu wilayah tidak terlepas dari
dukungan kondisi di wilayah itu. Ada tumbuhan yang hanya dapat tumbuh di
daerah yang beriklim tropis, dimana banyak curah hujan dan sinar
matahari, dan ada yang hanya dapat tumbuh di daerah yang dingin dan
lembab. Kita tentu tidak pernah melihat pohon Meranti atau Anggrek
tropik pada daerah dingin di daerah tundra. Dukungan kondisi suatu
wilayah terhadap keberadaan flora dan fauna berupa faktor-faktor fisik
(abiotik) dan faktor non fisik (biotik).Yang termasuk faktor fisik
(abiotik) adalah iklim (suhu, kelembaban udara, angin), air, tanah, dan
ketinggian, dan yang termasuk faktor non fisik (biotik) adalah manusia,
hewan, dan tumbuh-tumbuhan.
a. Iklim
Faktor iklim termasuk di dalamnya keadaan suhu, kelembaban udara dan
angin sangat besar pengaruhnya terhadap kehidupan setiap mahluk di
dunia. Faktor suhu udara berpengaruh terhadap berlangsungnya proses
pertumbuhan fisik tumbuhan. Sinar matahari sangat diperlukan bagi
tumbuhan hijau untuk proses fotosintesa. Kelembaban udara berpengaruh
pula terhadap pertumbuhan fisik tumbuhan. Sedangkan angin berguna untuk
proses penyerbukan. Faktor iklim yang berbeda-beda pada suatu wilayah
menyebabkan jenis tumbuhan maupun hewannya juga berbeda.. Tanaman di
daerah tropis, banyak jenisnya, subur dan selalu hijau sepanjang tahun
karena bermodalkan curah hujan yang tinggi dan cukup sinar matahari.
b. Tanah
Tanah banyak mengandung unsur-unsur kimia yang diperlukan bagi
pertumbuhan flora di dunia. Kadar kimiawi berpengaruh terhadap tingkat
kesuburan tanah. Keadaan struktur tanah berpengaruh terhadap sirkulasi
udara di dalam tanah sehingga memungkinkan akar tanaman dapat bernafas
dengan baik. Keadaan tekstur tanah berpengaruh pada daya serap tanah
terhadap air. Suhu tanah berpengaruh terhadap pertumbuhan akar serta
kondisi air di dalam tanah.
Komposisi tanah umumnya terdiri dari bahan mineral anorganik (70%-90%),
bahan organik (1%-15%), udara dan air (0-9%). Hal-hal di atas
menunjukkan betapa pentingnya faktor tanah bagi pertumbuhan tanaman.
Perbedaan jenis tanah menyebabkan perbedaan jenis dan keanekaragaman
tumbuhan yang dapat hidup di suatu wilayah. Contohnya di Nusa Tenggara
jenis hutannya adalah Sabana karena tanahnya yang kurang subur.
c. Air
Air mempunyai peranan yang penting bagi pertumbuhan tumbuhan karena
dapat melarutkan dan membawa makanan yang diperlukan bagi tumbuhan dari
dalam tanah. Adanya air tergantung dari curah hujan dan curah hujan
sangat tergantung dari iklim di daerah yang bersangkutan. Jenis flora di
suatu wilayah sangat berpengaruh pada banyaknya curah hujan di wilayah
tersebut. Flora di daerah yang kurang curah hujannya keanekaragaman
tumbuhannya kurang dibandingkan dengan flora di daerah yang banyak curah
hujannya.
d. Tinggi rendahnya permukaan bumi
Faktor ketinggian permukaan bumi umumnya dilihat dari ketinggiannya dari
permukaan laut (elevasi). Misalnya ketinggian tempat 1500 m berarti
tempat tersebut berada pada 1500 m di atas permukaan laut. Semakin
tinggi suatu daerah semakin dingin suhu di daerah tersebut. Demikian
juga sebaliknya bila lebih rendah berarti suhu udara di daerah tersebut
lebih panas. Setiap naik 100 meter suhu udara rata-rata turun sekitar
0,5 derajat Celcius. Jadi semakin rendah suatu daerah semakin panas
daerah tersebut, dan sebaliknya semakin tinggi suatu daerah semakin
dingin daerah tersebut. Oleh sebab itu ketinggian permukaan bumi besar
pengaruhnya terhadap jenis dan persebaran tumbuhan. Daerah yang suhu
udaranya lembab, basah di daerah tropis, tanamannya lebih subur dari
pada daerah yang suhunya panas dan kering.
e. Manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan
Manusia mampu mengubah lingkungan untuk memenuhi kebutuhan tertentu.
Misalnya daerah hutan diubah menjadi daerah pertanian, perkebunan atau
perumahan dengan melakukan penebangan, reboisasi,.atau pemupukan.
Manusia dapat menyebarkan tumbuhan dari suatu tempat ke tempat lainnya.
Selain itu manusia juga mampu mempengaruhi kehidupan fauna di suatu
tempat dengan melakukan perlindungan atau perburuan binatang. Hal ini
menunjukan bahwa faktor manusia berpengaruh terhadap kehidupan flora dan
fauna di dunia ini. Selain itu faktor hewan juga memiliki peranan
terhadap penyebaran tumbuhan flora.
Misalnya serangga dalam proses penyerbukan, kelelawar, burung, tupai
membantu dalam penyebaran biji tumbuhan. Peranan faktor tumbuh-tumbuhan
adalah untuk menyuburkan tanah. Tanah yang subur memungkinkan terjadi
perkembangan kehidupan tumbuh-tumbuhan dan juga mempengaruhi kehidupan
faunanya. Contohnya bakteri saprophit merupakan jenis tumbuhan mikro
yang membantu penghancuran sampah-sampah di tanah sehingga dapat
menyuburkkan tanah.
Serta juga ada faktor pengikat lainnya atau faktor pendorong zoogeografi di antaranya:
Faktor-Faktor Pendorong Terjadinya Zoogeografi
Faktor Tekanan
Tekanan
dapat disebabkan oleh padatnya populasi. Tersedianya makanan yang
melimpah ruah dan ruang (teritorial) yang luas menyebabkan sebagian
organisme melakukan migrasi (pindah) untuk menghindari kompetisi,
terutama kompetisi intraspesies.
Faktor Transportasi
Transportasi
baik berupa transportasi darat, laut dan udara dapat menjadi sarana
suatu kelompok hewan untuk menempati suatu wilayah baru. Misalnya
melalui kapal laut, kelompok tikus dapat berpindah dari satu pulau ke
pulau lain.
Faktor Perdagangan Satwa
Jual beli satwa antar pulau atau antar benua merupakan salah satu penyebab terjadinya persebaran hewan di dunia.
Faktor Rusaknya Habitat/ Ekosistem Asal
Rusaknya
habitat/ekosistem asal dapat disebabkan oleh bencana alam (gunung
meletus, banjir badang, angina putting beliung, dll). Dengan rusaknya
habitat/ekosistem asal maka memaksa hewan yang selamat untuk mencari
habitat baru.
Faktor Tersedianya Makanan
Makanan
yang semakin berkurang karena berbagai sebab dapat mendorong sebagian
besar populasi bermigrasi untuk menghindari bencana kelaparan.
Faktor Predator
Serangan dari populasi predator ganas dapat mendorong populasi mangsa untuk bermigrasi menjauh (menyelamatkan diri).
Faktor Parasit
Parasit dapat menyebabkan sebagian populasi yang masih sehat bermigrasi menjauh.
Faktor Penyakit
Penyakit ganas dapat menyebabkan wabah sehingga menyebabkan sebagian populasi yang sehat bermigrasi untuk menyelamatkan diri.
Faktor Kompetitor
Saingan
yang diperoleh dari populasi kompetitor yang terlalu kuat dan dominan
menjadi pendorong populasi yang kalah bermigrasi menyingkir.
Faktor Iklim
Perubahan
iklim berkala yang sangat ekstrim mendorong populasi yang tidak mampu
beradaptasi tetapi mempunyai daya jelajah yang sangat tinggi untuk
bermigrasi ke daerah yang lebih sesuai untuk hidupnya. Misalnya pada
daerah yang memiliki 4 musim, pada musim dingin, bangsa burung melakukan
migrasi.
Faktor Manusia
Eksploitasi
habitat yang dilakukan manusia secara membabi buta seperti penebangan
hutan secara liar dapat menyebabkan rusaknya ekosistem suatu populasi.
Hal tersebut memacu hewan untuk keluar dari hutan seperti ke
perkampungan penduduk.
Faktor Mencari Pasangan
Pada
saat musim kawin, hewan jantan yang mengalami ekstrus (birahi) akan
pergi ke tempat/ daerah yang terdapat hewan betina untuk melakukan
kopulasi (perkawinan)
Faktor Jembatan/ Teruzan
Jembatan
penghubung antar pulau ataupun teruzan antar benua dapat menjadi sarana
bagi hewan untuk melakukan migrasi terutama bagi hewan darat.
Faktor Pencemaran Lingkungan
Pencemaran
lingkungan dapat berupa pencemaran air, udara, maupun tanah. Pencemaran
dapat menyebabkan tercemarnya lingkungan yang berbahaya bagi
kelangsungan hidup hewan di daerah tersebut. Sehingga memacu hewan untuk
mencari tempat yang tidak tercemar.
Faktor Potensi Berbiak yang Tinggi
Daya
dukung lingkungan pada daerah asal tidak memungkinkan hewan untuk
berbiak secara optimal. Untuk itu, hewan akan mencari tempat baru yang
mendukung untuk berbiak secara optimal.
Faktor Ruang di Tempat Asal
Ruang/
daerah territorial di tempat asal yang semakin menyempit mendorong
hewan untuk mencari daerah territorial yang lebih luas.
Persebaran Jenis Tumbuhan Dilihat Dari Faktor Iklim dan Topografi.
Faktor iklim terutama suhu dan curah hujan berpengaruh terhadap
persebaran tumbuhan secara horizontal. Ketinggian tempat merupakan salah
satu faktor rendahnya suhu di suatu wilayah dan berpengaruh terhadap
persebaran tumbuhan secara vertikal.
Secara vertikal, Ian Pole membedakan tumbuhan sebagai berikut :
a. Hutan Dataran Rendah (0 – 300 mdpl).
Hutan pada dataran rendah memiliki pohon-pohon yang besar, kurus, dan
tinggi dengan pangkalnya yang berakar papan. Bagian bawahnya di tumbuhi
semak dan pohon muda serta terdapat tumbuhan merambat ke pohon.
b. Hutan Kaki Pegunungan (300 – 1.650 mdpl)
Hutan di kaki pegunungan memiliki ukuran pohon yang lebih kecil dan lebih pendek dari hutan dataran rendah.
c. Hutan Gunung (1.650 – 2.250 mdpl)
Hutan gunung yaitu hutan yang memiliki kriteria tumbuha berdaun jarum dan di bawahnya terdapat tumbuhan paku-pakuan.
d. Hutan Lumut (2.250 – 3.000 mdpl)
Hutan pada ketinggian ini, pada batang dan daun dari pohon-pohonnya tertutup lumut
e. Hutan Gunung Tinggi (3.000 – 3.350 mdpl)
Hutan di wilayah Gunung tinggi pohon-pohonnya lebih rendah daripada
hutan lumut dan bergerombol dengan rumput sebagai tumbuhan utamanya.
Persebaran Tumbuhan di Permukaan Bumi
Faktor iklim regional yang beriteraksi dengan faktor biotik membentuk
suatu habitat (tempat tinggal makhluk hidup) dalam sekala besar di sebut
bioma. Istilah bioma memang menyangkut kumpulan spesies (terutama dalam
tumbuhan) yang mendiami tempat tertentu di bumi. Ciri bioma adalah
adanya dominansi vegetasi tertentu yang dapat terlihat jelas di tempat
tersebut.
Bioma darat (terestrial) yang ada di permukaan bumi antara lain bioma
tundra, bioma hutan hutan gugur, bioma hutan hujan tropis, bioma padang
rumput, sabana (Savana), dan bioma gurun.
Persebaran wilayah flora dan fauna di bumi :
Persebaran
tumbuhan di muka bumi didasarkan atas dasar latar geografis dan
fisikologis atau dikenal dengan sebutan pendekatan ekolagi, Pendekatan
ekologis memeliputi distribusi tumbuhan dilhat dari pengaruh kondisi
lingkungan, terutama iklim yang disebabkan oleh perbedaan letak lintang (
astronomis ), dan pengaruh ketinggian dari permukaan laut.
Sistem
bioma merupakan salah satu cara mempelajari persebaran bebagai jenis
tumbuhan. Sistem bioma menekankan pada dinamika komonitasyang hubungan
dengan iklim dan faktor lingkungan lainya. Selain memperhatikan sejarah
evaluasi geologinya. Biom-bioma dipermukaan bumi dapat dibedakan menjadi
7 kelompok, yaitu bioma gurun, padang rumput, sabana, hutan gugur,
taiga, dan tundra.
a.Bioma Gurun
Daerah
gurun dicirikan oleh curhan hujan yang sangat rendah, yaitu kurang dari
250 mm per tahun dan intensitas panas Matahari yang tinggi. Di daerah
ini umumnya terdiri atas batu atau pasir dengan tumbuhan yang jarang.
Daerah gurun yang paling luas terpusat terluas di daerah sekitar 20LU,
yaitu mulai dari pantai Atlantik di Afrika hingga ke Asia Tengah.
Sepanjang daerah itu tedapat kompleks Gurun Sahara,Gurun Arab, dan Gurun
gobi yang luasnya mencapai 10 juta km.
Derah
Gurun juga mempunyanyi ciri-ciriyang khusus,antara lain tingkat
evaporasi yang lebih tinggi dari pada curah hujan dan air tanah yang
cenderung asing. Air tanah ini menjadi asin karena larutan garam dalam
tanah tidak dipindah. Baik mula pencucian maupun oleh drainase.
Tumbuhan
yang mampu hidup di gurunpada umumnya mempunyai daun yang kecil seperti
duri dan mepunyai akar yang panjang.dan mampu menyimpan air ditempat
yang dalam.Vegetasi yang dapat hidup didaerah gurun adalah Kaktus,
semak-semak akasia, dan pohon-pohon tamar ( kurma ).dan hewan yang
tedapat didaerah gurun adalah belalang dan sebagainya hewan sejenis
pengaret, contohnya hamter dan gerbil.
b.Bioma hutan basah ( hutan hujan tropis )
Hatan
basah terdapat di daerah troppika meliputi Amerika Selatan,
Semenangjung Amerika Tengah, Afrika, Madagaskar, Australia bagian
utara,indonesia, dan Malaysia. Didaerah hutan basah ini terdapat berbagi
macam jenis Tumbuhan. Berbagai tumbuhan ini dapat hidup antara lain
jenis tumbuhan,sepanjang tahun mendapat sinar Matahari yang cukup, air
yang cukup, curah hujan diatas 2.000 mm per tahun,dan keadaan alamnya
memungkinkan tumbuhan berbagai jenis tanaman.Adapun pohon-pohon memiliki
tinggi 20-40 m, cbang-cabang pohonan berdaun lebat dan lebar serta
selalu hijau. Hewan yang hidup di bioma hutan trupis umumnya adalah
hewan yang hidup di pohon dan berbagai jenis primata.Diantara primata
hujan tropis dalam jumlah yang besar adalah avenom,monyet dan gorila.
c.Bioma tundra
Tundra
merupakan daerah kutup yang tidak di tumbuhi oleh perpohonan. Hanya
lumut yang dapat tumbuh di daerah tundra. Daerah tundra dapat di
jumpaidi se keliling lingkaran Arktik dan pulau-pulau kecil dekat
Antartik.Daerah ini mempunyai musim dingin yang panjang dan gelap serta
musim panas yang panjang dan terang sehingga bersuhu 23,5 LU/LS. Oleh
karena itu, musim tumbuh tanaman sabgat pendek, yaitu 30 sampai 129 hari
per tahun.dan beberapa jenis tumbuhan khas yang hidup di daerah tundra
antara lain rusa, kelinci salju, rubah, dan hewan pengerat.
Burung-burung yang terdapat didaerah itu antar lain elang, bebek angsa,
dan burung hantu.
d. Padang Rumput
Daerah
padang rumput ini terbentang dari daerah tropika samapai ke daerah
subtropika. Curah hujan pada umumnya antara 250-500 mm per tahun. Hujan
yang tidak teratur dan porositas yang rendah mengakibatkan tumbuhan
sulit untuk mengambil air. Tumbuhan yang dapat menyesuaikan diri
terhadap lingkungan seperti ini adalah rumput. Daerah padang rumput yang
relative basah, seperti yanf terdapat di Amerika Utara, rumputnya dapat
mencapai tiga meter, misalnya rumput-rumput bluestem dan Indian
grasses. Sedangkan daerah padang rumput yang kering mempunyai rumput
yang pendek. Contohnya adalah rumput buffalo grasses dan rumput grama.
Padang rumput terdiri dari beberapa macam seperti berikut :
>. Tundra terdapat di daerah bersuhu dingin bercurah hujan rendah. Jenis tumbuhan yang ada adalah rumput-rumput kerdil
>.
Praire(padang rumput) terdapat di daerah dengan curah hujan yang
berimbang bengan musim panas. Rumput di praire lebih tinggi di
bandingkan dengan rumput tundra.
>.
Stepa terdapat di derah dengan cuarah hujan tinggi. Daerah stepa
umumnya terdiri dari rumput-rumput pendek dan diselingi oleh semak
belukar.
>.
Sabana berupa rumput-rumput tinggi diselingi semak belukar dan
pohon-pohon tinggi. Tumbuhan yang bias tahan hidup di daerah sabana
adalah jenis tumbuhan yang tahan terhadap kelembaban rendah.
e. Hutan Gugur
Di
daerah yang beriklim sedang, selain terdapat banyak padang rumput dan
kadang-kadang ada gurun, yang paling khas adalah adanya hutan gugur,
yang disebabkan oleh hal-hal berikut .
>.
Curah hujan merata sepanjang tahun antara 750-1000 mm per tahun serta
adanya musim dingin dan musim panas sehingga tumbuhan mengadakan
penyesuaian yaitu dengan menggugurkan daunnya menjelang musim dingin.
>.
Musim yang mendahului musim dingin disebut musim gugur. Sejak musim
gugur sampai musim semi, tumbuhan yang menahun pertumbuhannya terhenti.
Tumbuhan semusim matipada musim dingin. Yang tinggal hanya bijinya.
Tumbuhan yang tahan dingin dapat berkecambah menjelang musim panas.
Perbedaan
hutan gugur dan hutan basah adalah dalam hal kepadatan jaraknya. Di
hutan gugur, jarak antara pohon-pohonya tidak terlalu padat dan jumlah
spesiesnya sedikit, yaitu antara 10-20 spesies.
f. Taiga
Taiga
adalah huatan pohon pinus yang daunnya seperti jarum. Pohon-pohon yang
terdapat di hutan taiga misalnya konifera, terutam pohon picia, alder
(alnus), birch(betula), dan juniper (juniperus). Daerah ini merupakan
bioma yang hanya terdiri dari satu spesies pohon. Taiga kebanyakan
terdapat di belahan bumi utara ( Siberia Utara, Rusia, Ameriaka Tengah
dan Utara), dengan masa pertumbuhan pada musim panas berlangsung antara 3
sampai 6 bulan.
Persebaran fauna di dunia
Umumnya
hewan terbesar secara terbatas pada daerah tertentu karena adanya
berbagai penghalang atau karena sejarah pada zaman dahulu. Umumnya yang
menjadi penhalang dan permisahan persebaran hewan adalah faktor-faktor
fisik yang berhbungan dengan ke adaan bumi.faktor-faktor tersebut antara
lain laut, gunung, sungai, padang pasir, dan iklim.
Wilayah
pesebaran hewan pertama kali diperkenalkan oleh sclater ( 1858 ),
selanjutnya dikembangkan oleh Huxley ( 1868 ) dan oleh Wallace ( 1876 ).
Menurut Alfret Russel Wallace, persebaran fauna di dunia di kelompokan
menjadi enam wilayah, yaitu Neartik, Australis, Oriental, Paleartik, dan Etiopian.
a. Wilayah Neartik
Wilayah
Neartik meliputi seluruh wilayah Amerika Utara dan selurh daerah
Greenland. Amerika Utara bagian timur terdiri atas hutan gugur, Amerika
Utara bagian tengah terdiri atas padang rumput, dan Amerika Utara bagian
Utara terdiri atas Hutan Konifer yang luas.
Lingkungan
Greenland sangat menarik, terutama lingkungan fisiknya yang tertutup
salju dengan ketebalan yang sulit ditentukan. Hewan yang terdapat di
wilayah Neartik antara lain antelop bertanduk cabang tiga, sejenis tupai
dari Amerika Utara ( prairie dog ), kalkun, burung biru, salamander, bison dan karibao ( karibu ).
b. Wilayah Neotropik
Wailayah ini meliputi Meksiko bagian selatan sampai Amerika bagian selatan dan tengah. Diwilayah ini sebagian beriklim tropis dan di zonz selatan beriklim sedang.
Hewan
yang terdapat di wilayah ini ntara lain : kukang, armadillo, alpaka,
kelelawar pengisap darah, orang hutan, siamang, trenggiling, menjangan,
sejenis babi, kuda, tapir ( yang berbeda dengan tapir Asia ) dan kera.
c. Wilayah Australis
Yang meliputi Australis, Selandia Baru, Irian, dan Malukuserta pulau-pulau disekitarnya.
Hewan
yang hidup di wilayah ini antara lain kangguru, trenggiling, koala,
kasuari, cenderawasih, kiwi, kura- kura, buaya, kakatua,burung penghisap
madu dan burung emu.
d. Wilayah Oriental
Wilayah
Oriental meliputi Benua Asia beserta pulau-pulau nya yang dekat,
diantaranya Sumatera, Kalimantan, Jawa, Sulewesi, Srilangka, dan
Filipina. Sebagian besar wilayah ini beriklim tropis.
Hewan spesifik di wilayah ini antara lain hariamu, gajah, gibon, orang utan, dan badak bercula satu.
e. Wilayah Paleartik
Wilayah
Pleartik meliputi hampir seluruh daratn eurasia dan beberapa daerah
tertentu, anatar lain Himalaya, Afganistan, Afrika Ingris dan Jepang
Hewan yang hidup antara lain bison, landak, kucing kutub, dan menjangan kutub
f.Wilayah Etiopian
Wilayah
Etiopian meliputi seluruh daratan Benua Afrika, Madagaskar, dan daratan
Arab bagian selatan. Dibagian utara terdapat Gurun Sahara yang
merupakan padang pasir terluas di dunia.
Hewan-hewan yang terdapat diwilayah ini antara lain Gorila, simpanse, antelop, burung unta, kuda nil, zebra, dan jerapah.
Keanekaragaman Hayati di Indonesia
Keanekaragaman hayati di Indonesia ada 3 yaitu:
keaneka ragaman ekosisitem
keaneka ragaman jenis dan
keaneka ragaman genetik.
Manfaat Keanekaragaman Hayati di Indonesia
Keanekaragaman hayati merupakan anugerah terbesar bagi umat manusia. Manfaatnya antara lain adalah:
(1) Merupakan sumber kehidupan, penghidupan dan kelangsungan hidup bagi
umat manusia, karena potensial sebagai sumber pangan, papan, sandang,
obat-obatan serta kebutuhan hidup yang lain
(2) Merupakan sumber ilmu pengetahuan dan tehnologi
(3) mengembangkan sosial budaya umat manusia
(4) Membangkitkan nuansa keindahan yang merefleksikan penciptanya.
Penyebaran Sumberdaya Hayati di Indonesia
Dipandang dari segi biodiversitas, posisi geografis Indonesia sangat
menguntungkan. Negara ini terdiri dari beribu pulau, berada di antara
dua benua, yaitu Asia dan Australia, serta terletak di katulistiwa.
Dengan posisi seperti ini Indonesia merupakan salah satu negara yang
memiliki kekayaan keanekaragaman hayati terbesar di dunia. Indonesia
dengan luas wilayah 1,3% dari seluruh luas muka bumi memiliki 10% flora
berbunga dunia, 12% mamalia dunia, 17% jenis burung dunia, dan 25% jenis
ikan dunia.
Penyebaran tumbuhan, Indonesia tercakup dalam kawasan Malesia, yang juga
meliputi Filipina, Malaysia dan Papua Nugini. Kawasan ini ditentukan
berdasarkan persebaran marga tumbuhan yang ditandai oleh 3 simpul
demarkasi yaitu (1) Simpul selat Torres menunjukkan bahwa 644 marga
tumbuhan Irian Jaya tidak bisa menyeberang ke Australia dan 340 marga
tumbuhan Australia tidak dijumpai di Irian Jaya. (2) Tanah genting Kra
di Semenanjung Malaya merupakan batas penyebaran flora Malesia di
Thailand. Demarkasi ini menyebabkan adanya 200 marga tumbuhan Thailand
yang tidak dapat menyebar ke kawasan Malesia, dan 375 marga Malesia
tidak dijumpai di Thailand. (3). Simpul di sebelah selatan Taiwan
menjadi penghalang antara flora Malesia dan Flora Taiwan.. Adanya
demarkasi ini menyebabkan 40% marga flora Malesia tidak terdapat di luar
kawasan Malesia dan flora Malesia lebih banyak mengandung unsur Asia
dibanding unsur Australia. Pecahnya benua selatan Gendawa pada 140 juta
tahun yang lalu menjadi paparan sunda (berasal dari benua utara
laurasia) dan paparan Sahul (berasal dari Gondawa) menyebabkan
penyebaran tumbuhan yang terpusat di paparan Sunda seperti jenis durian,
rotan, tusam dan artocarpus.
Pola penyebaran hewan di Indonesia diwarnai oleh pola kelompok kawasan
Oriental di sebelah barat dan kelompok kawasan Australia di sebelah
Timur. Kedua kawasan ini sangat berbeda. Namun demikian karena Indonesia
terdiri dari deretan pulau yang sangat berdekatan, maka migrasi fauna
antarpulau memberi peluang bercampurnya unsur dari 2 kelompok kawasan
tersebut. Percampuran ini mengaburkan batas antara kawasan oriental dan
kawasan Australia..
Memperhatikan sifat hewan di Indonesia Wallace membagi kawasan
penyebaran fauna menjadi 2 kelompok besar yaitu fauna bagian barat
Indonesi (Sumatera, Jawa, Bali, Madura, Kalimantan) dan Fauna bagian
timur yaitu Sulawesi dan pulau di sebelah timumya. Dua kelompok fauna
ini mempunyai ciri yang berbeda dan dipiahkan ole garis Wallace (garis
antara Kalimantan dan Sulawesi, berlanjut antara Bali dan Lombok).
Hamparan kepulauan di sebelah timur garis Wallace dari semula memang
tidak termasuk kawasan Australia, karena garis batas barat kawasan
Australia adalah Garis Lydekker yang mengikuti batas paparan Sahul.
Dengan demikian ada daerah transisi yang dibatasi Garis Wallace di
sebelah Barat dan garis Lydekker di sebelah timur. Di antara kedua garis
ini terdapat garis keseimbangan fauna yang dinamakan garis Weber.
Karena peluang pencampuran unsur fauna di daerah ini sangat besar,
akibatnya di daerah transisi ini terdapat unsur - unsur campuran antara
barat dan timur. Daerah transisi ini dinamakan Wallace. Dengan kondisi
geografis seperti ini mengakibatkan sumber daya hayati di Indonesia
sangat kaya baik dalam jenis maupun jumlahnya.
Keanekaragaman Jenis
Indonesia memiliki keaneka ragaman jenis yang kaya. Taksiran jumlah
jenis kelompok utama makhluk hidup sebagai berikut: Hewan menyusui 300
jenis; Burung 7500 jenis; Reptil 2000 jenis; Amfibi 1000 jenis; Ikan
8500 jenis; keong 20000 jenis; serangga 250000 jenis. Tumbuhan biji
25000 jenis; paku pakuan 1250 jenis; lumut 7500 jenis; Ganggang 7800
jenisjamur 72 000 jenis; bakteri dan ganggang biru 300 jenis. (Sastra
pradja, 1989). Beberapa pulau di Indonesia memiliki spesies endemik,
terutama di pulau Sulawesi; Irian Jaya dan di pulau Mentawai. Indonesia
memiliki 420 specis burung endemik yang tersebar di 24 lokasi.
Keanekaragaman Genetik
Keaneka ragaman genetik merupakan keanekaragaman sifat yang terdapat
dalam satu jenis. Dengan demikian tidak ada satu makhlukpun yang sama
persis dalam penampakannya. Matoa Pometia pinnata di Irian Jaya
mempunyai 9 macam penampilan dari seluruh populasi yang ada.
Dengan kemampuan reproduksi baik vegetatif dan generatif, populasi sagu
di Ambon mempunyai 6 macam pokok sagu yang berbeda. Berdasarkan jumlah
jenis durian liar yang tumbuh di Kalimantan yang jumlahnya mencapai 19
jenis, diduga bahwa Kalimantan adalah pusat keanekaragaman genetik
durian. Dengan teknik budi daya semakin banyak jenis tumbuhan hasil
rekayasa genetik seperti padi, jagung, ketela, semangka tanpa biji,
jenis jenis anggrek, salak pondoh, dan lain-lain. Keanekaragaman plasma
nutfah di Indonesia tampak pada berbagai hewan piaraan. Ternak penghasil
pangan yang telah diusahakan adalah 5 jenis hewan temak yaitu sapi
biasa, sapi Bali, kerbau, kambing, domba dan babi. Dan 7 jenis unggas
yaitu ayam, itik , entok, angsa, puyuh, merpati dan kalkun serta hewan
piaraan yang lain seperti cucak rowo, ayam bekisar, dan lain-lain.
Keanekaragaman genetik hewan ini tidak semuanya berasal dari negeri
sendiri. Namun demikian melalui proses persilangan jenis-jenis hewan ini
memperbanyak khasanah keanekaragaman genetik di Indonesia.
Persebaran Flora & Fauna / Hewan & Tumbuhan Di Indonesia
Indonesia meliliki keanekaragaman flora dan fauna baik di Indonesia
bagian barat, tengah dan timur akibat pengaruh keadaan alam, rintangan
alam dan pergerakan hewan di alam bebas. Ketiga wilayah di Indonesia
memiliki keunikan dan ciri khas keragaman binatang dan tanaman yang ada
di alam bebas.
Alfred Russel Wallace dan Max Wilhelm Carl Weber adalah orang-orang yang
mengelompokkan tipe flora dan fauna Indonesia ke dalam tiga kelompok,
yaitu :
1. Fauna Asiatis
Wilayah = Indonesia bagian barat (sumatera, jawa, kalimantan hingga selat makassar dan selat lombok)
Hewan = badak, harimau, orangutan, gajah, dsb.
2. Fauna Peralihan dan Fauna Asli
Wilayah = Indonesia bagian tengah (sulawesi dan nusa tenggara)
Hewan = Babi rusa, kuskus, burung maleo, kera, dll.
3. Fauna Australis
Wilayah = Indonesia bagian timur (papua)
Binatang = Burung cendrawasih, burung kakatua, kangguru, dsb.
Dalam peta persebaran flora dan fauna Indonesia :
Antara fauna tipe asiatis dan peralihan terdapat garis wallace.
Antara fauna tipe peralihan dan tipe australis terdapat garis weber.
Kondisi flora dan fauna di setiap daerah dipengaruhi oleh banyak hal seperti :
1. Tinggi rendah dari permukaan laut
2. Jenis tanah
3. Jenis hutan
4. Iklim
5. Pengaruh manusia, dan lain-lain